
Gresik, 13 – 16 Agustus 2025
Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala SMK PGRI 1 Gresik, yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta pelatihan. Beliau menegaskan bahwa pembelajaran mendalam merupakan salah satu upaya penting dalam menghadirkan proses belajar yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan, sekaligus menyiapkan generasi muda agar memiliki kompetensi dan karakter sesuai 8 dimensi Profil lulusan.



Gresik, 13–16 Agustus 2025 – SMK PGRI 1 Gresik melaksanakan kegiatan Pengimbasan Pelatihan Pembelajaran Mendalam yang berlangsung selama empat hari, mulai hari Rabu hingga Sabtu, tanggal 13 sampai dengan 16 Agustus 2025.
Kegiatan ini diikuti oleh para pendidik dari berbagai konsentrasi keahlian di lingkungan SMK PGRI 1 Gresik dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna, berkesadaran, dan menggembirakan sesuai dengan kebutuhan murid.
Selama pelatihan, para guru mendapatkan materi terkait:
- Pola Pikir Bertumbuh ( growth Mindset) pada pembelajaran mendalam .
- Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam
- Asesmen dalam Pembelajaran Mendalam
- Perencanaan Pembelajaran
- Praktik dan refleksi Pembelajaran Mendalam
- Inkuiri Kolaboratif
- Praktik Menyusun Modul Ajar / RPP kolaboratif ( PM )
- Presentasi Praktik Modul Ajar / RPP kolaboratif ( PM )
Selain pemaparan materi, kegiatan juga dilengkapi dengan sesi praktik, diskusi kelompok, hingga presentasi hasil rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh peserta. Dengan demikian, para pendidik tidak hanya memahami konsep secara teoritis, tetapi juga mampu mengaplikasikannya dalam konteks nyata di kelas.
Kepala SMK PGRI 1 Gresik, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi atas antusiasme para pendidik. Beliau berharap pengimbasan ini dapat menjadi pemicu transformasi pembelajaran di sekolah, sehingga murid semakin terfasilitasi dalam mengembangkan kompetensi, karakter, serta keterampilan abad 21.
Pelatihan yang berlangsung selama empat hari ini ditutup dengan penandatanganan komitmen bersama oleh seluruh peserta untuk menerapkan pembelajaran mendalam di kelas masing-masing, serta berbagi praktik baik kepada rekan sejawat.
Dengan adanya kegiatan pengimbasan ini, SMK PGRI 1 Gresik semakin meneguhkan langkahnya sebagai sekolah yang berkomitmen untuk terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang unggul serta berdaya saing.




















Di tengah pemaparan, salah seorang peserta mengangkat tangan dengan penuh semangat untuk menyampaikan pertanyaan. Setelah dipersilakan, ia bertanya,
“Izin bertanya, Bapak/Ibu. Terkait inkuiri kolaboratif, bagaimana penerapannya jika dilakukan antar mata pelajaran? Misalnya ketika kami ingin menghubungkan IPAS dengan Bahasa Indonesia atau Konsentrasi keahlian, langkah-langkah apa yang sebaiknya dilakukan agar kolaborasi itu tetap fokus, tidak melebar, tetapi mampu memberi pengalaman belajar yang bermakna bagi murid? Dan bagaimana strategi kami sebagai guru agar murid dapat melihat keterkaitan antar mapel secara nyata, bukan hanya sekadar digabungkan?”
Pertanyaan tersebut langsung menarik perhatian peserta lainnya. Fasilitator pun memberikan apresiasi atas pertanyaan yang kritis dan reflektif itu. Penjelasan kemudian dilanjutkan dengan berbagi contoh praktik baik kolaborasi antar mapel yang menekankan proses bertanya, meneliti, dan menemukan jawaban bersama, sehingga murid tidak hanya memahami materi per mata pelajaran, tetapi juga belajar melihat keterkaitan antar bidang ilmu dalam kehidupan nyata.






Setelah seluruh kelompok selesai menyusun RPP kolaboratif antar mata pelajaran, fasilitator kemudian melakukan undian sederhana untuk menentukan kelompok yang akan mempresentasikan hasil kerja mereka. Suasana ruangan pun terasa tegang bercampur dengan antusiasme, karena setiap kelompok berharap sekaligus deg-degan jika terpilih.
Hasil undian akhirnya jatuh pada Kelompok 2. Tepuk tangan riuh dari peserta lain mengiringi pengumuman tersebut. Dengan penuh percaya diri, perwakilan dari Kelompok 1 maju ke depan untuk memaparkan rancangan RPP kolaboratif yang telah mereka susun.
Dalam presentasinya, Kelompok 2 yang diwakili Bapak Purnomo Hadi, M.Pd, menjelaskan bagaimana mereka mengintegrasikan beberapa mata pelajaran melalui pendekatan Inkuiri Kolaboratif.

Perwakilan kelompok 1, Ibu Juwariyah, M.Pd menyampaikan refleksi mereka. Mereka mengapresiasi kreativitas kelompok 2 dalam mengaitkan mata pelajaran Matematika , Bahasa Indonesia dan KK Teknik Pemesinan melalui pendekatan Inkuiri Kolaboratif. Menurut kelompok 1, RPP tersebut sudah mampu menampilkan alur pembelajaran yang memfasilitasi murid untuk aktif bertanya, berdiskusi, serta menemukan keterkaitan antara konsep hitungan dengan fenomena sehari – hari di sekitar mereka.
Namun demikian, kelompok 1 juga memberikan masukan konstruktif. Mereka menyoroti perlunya penajaman pada bagian asesmen, agar lebih bervariasi dan selaras dengan tujuan pembelajaran. Selain itu, kelompok 1 menyarankan agar skenario kolaborasi antar mapel dibuat lebih konkret, misalnya dengan menghadirkan proyek sederhana yang dapat langsung dikerjakan murid lintas mata pelajaran.
Refleksi dan umpan balik dari kelompok 1 ini disambut positif oleh kelompok 2 maupun fasilitator. Suasana pelatihan pun semakin terasa kolaboratif, karena setiap kelompok saling melengkapi, belajar bersama, dan memperkaya pemahaman tentang penerapan pembelajaran mendalam.

Kelompok 5 mempresentasikan RPP kolaboratif yang mengintegrasikan Project IPAS dengan jurusan Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan (DPIB). Dalam rancangan tersebut, mereka mengangkat tema Perubahan Zat dan Penerapannya dalam Material Bangunan. Murid diarahkan untuk melakukan eksplorasi tentang sifat-sifat zat yang digunakan dalam konstruksi, seperti semen, pasir, dan beton, melalui eksperimen IPAS. Selanjutnya, murid dilatih untuk mengaitkan hasil temuan tersebut dengan praktik di bidang desain bangunan, misalnya mempertimbangkan kekuatan material dalam perencanaan sederhana.
Melalui pendekatan Inkuiri Kolaboratif, RPP ini tidak hanya mendorong murid untuk memahami konsep ilmiah, tetapi juga mengaplikasikannya dalam konteks nyata sesuai jurusan mereka. Presentasi Kelompok 5 mendapat perhatian besar dari peserta lain, karena mampu menampilkan kolaborasi lintas mapel yang konkret, relevan, dan dekat dengan dunia keahlian murid DPIB.
Fasilitator pun memberikan apresiasi atas rancangan RPP tersebut, dan diskusi dilanjutkan dengan masukan dari kelompok lain sehingga suasana pelatihan semakin kolaboratif dan inspiratif.



Dalam presentasinya, Kelompok 6 mengangkat rancangan RPP kolaboratif yang memadukan Project IPAS, Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL), dan Pendidikan Agama Islam. Tema yang diusung adalah Energi Listrik dan Tanggung Jawab dalam Pemanfaatannya.
Murid diarahkan untuk memahami konsep dasar energi listrik melalui eksperimen sederhana di Project IPAS, kemudian menghubungkannya dengan keterampilan praktik instalasi listrik pada jurusan TITL. Lebih lanjut, nilai-nilai Pendidikan Agama Islam diintegrasikan untuk menanamkan sikap amanah, hemat energi, dan bijak dalam memanfaatkan listrik sebagai nikmat Allah yang harus dijaga dan digunakan untuk kemaslahatan.
Melalui pendekatan Inkuiri Kolaboratif, RPP ini memberikan pengalaman belajar mendalam yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif dan keterampilan, tetapi juga pada penguatan karakter dan nilai spiritual. Presentasi Kelompok 6 mendapat apresiasi dari fasilitator karena mampu menunjukkan keterpaduan antar mapel yang nyata, kontekstual, dan relevan dengan kehidupan murid.



Leave a Reply