PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PENDIDIKAN AGAMA BERBASIS PESANTREN PADA MALAM HARI

Julukan kota Gresik yang paling populer di kalangan masyarakat adalah kota Wali. Hal ini dikarenakan terdapat dua wali dari golongan wali Songo yang tinggal di kota Gresik. Makam Panjang Siti Fatimah Binti Maimun juga ditemukan di daerah Leran Gresik, makam ini termasuk ke dalam salah satu bukti masuknya Islam di Indonesia pada tahun 475 H atau 1082 M. Selain kota Wali, julukan lain yang disematkan untuk kota Gresik adalah kota Santri dan kota Pudak.

Wajar jika Gresik disebut sebagai kota santri. Karena di wilayah Gresik dan sekitarnya terdapat banyak pondok pesantren dan nuansa islaminya cukup kental di wilayah ini. Oleh karena itu, SMK PGRI 1 Gresik menggalakkan Pendidikan agama berbasis Pesantren. Kegiatan keagamaan Adalah bentuk kegiatan untuk mewujudkan insan yang berakhlaq mulia, menyeimbangkan antara ilmu pengetahuan, iman dan taqwa. Kegiatan keagamaan yang diterima siswa di SMK PGRI 1 Gresik selama 10 jam pelajaran, selain pelajaran agama di kelas.

Pagi sebelum memulai pelajaran, siswa-siswi membaca surat-surat pendek yang langsung dipandu oleh guru Agama Islam dari speaker sentral secara serentak. Adapun jadwal pembacannya adalah

Selain untuk pengembangan karakter, kegiatan ini adalah bagian dari pembiasaan penerapan nilai-nilai agama dalam kehidupan di sekolah dan di masyarakat. Pembiasaan ini memiliki tujuan untuk menanamkan nilai-nilai agama Islam yang diperoleh siswa dari hasil pembelajaran di sekolah untuk diterapkan dalam perilaku siswa sehari-hari.

Kegiatan pendidikan agama berbasis pesantren dilakukan pagi hari secara klasikal dengan mendatangkan Ustaz KH Khoirul Anam Rissah Pengasuh Pondok Pesantren Langitan – Tuban yang berada di sekitar lingkungan SMK PGRI 1 Gresik. Setiap hari akan terjadwal 5 kelas, selama 4 jam pelajaran. “Kita juga mengajak anak-anak untuk melakukan shalat Dzuhur berjamaah di Masjid Maslhakhul Hidayah, Ngipik.”, kata Bu Novita selaku Waka Kurikulum.  

Kegiatan malam diadakan untuk memupuk karakter islami siswa. Setiap malam, secara bergantian anak-anak akan diajak mendekatkan diri kepada Allah. Anak-anak datang setelah Salat maghrib, dan diharapkan sudah berwudhu dari rumah. Memasuki waktu salat isya’, guru dan siswa yang terjadwal melaksanakan salat berjamaah, dilanjut dengan kegiatan istighosah dipimpin oleh salah satu ustaz yang ditunjuk. “semoga dengan adanya kegiatan malam, anak-anak semakin lebih baik kedepannya dalam hal pembiasaan hidup yang islami”, pungkas Pak Eko.

What’s your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*